Sabtu, 11 Desember 2010

Tips Ngegombal Part 2

Seperti berobat, yang terpenting bukan obatnya, tapi keinginanmu untuk sembuh. Begitu pula menaklukkan hati, yang terpenting bukan ungkapannya, tapi kesungguhanmu untuk mencintainya.

Semoga lekas sembuh, eh, jatuh!

(1) Tadi malam aku kirim bidadari untuk menjaga tidurmu. Eh, dia buru-buru balik. Katanya, ‘Ah, masa bidadari disuruh jaga bidadari?’

(2) Kalau kamu nanya berapa kali kamu datang ke pikiranku, jujur aja, cuma sekali. abisnya, ga pergi2 sih!

(3) Sempet bingung jg, kok aku bisa senyum sendiri. Baru nyadar, aku lagi mikirin kamu.

(4) Kalau suatu saat kamu hancurkan hatiku… akan kucintai kamu dengan kepingannya yang tersisa.

(5) Berusaha melupakanmu, sama sulitnya dengan mengingat seseorang yang tak pernah kukenal.

(6) Kalau kamu ajak aku melompat bareng, aku ngga bakalan mau. Mending aku lari ke bawah, bersiap menangkapmu.

(7) Aku pernah jatuhkan setetes air mata di selat Sunda. Di hari aku bisa menemukannya lagi, itulah waktunya aku berhenti mencintaimu.

(8) Ga usah janjiin bintang dan bulan untuk aku, cukup janjiin kamu bakal selalu bersamaku di bawah cahayanya.

(9) Kalau kamu nanya mana yg lebih penting buat aku: hidupku atau hidupmu, aku bakal jawab hidupku. Eits, jangan marah dulu, karena kamulah hidupku.

(10) Pertama ketemu, aku takut ngomong sama kamu. Pertama ngomong sama kamu, aku takut kalau nanti suka sama kamu. Udah suka, aku makin takut kalau jatuh cinta. Setelah sekarang cinta sama kamu, aku jadi bener2 takut kehilangan kamu.

(11) Ketika hidup memberiku seratus alasan untuk menangis, kau datang membawa seribu alasan untuk tersenyum.

(12) Jika aku bisa jadi bagian dari dirimu, aku mau jadi airmatamu, yang tersimpan di hatimu, lahir dari matamu, hidup di pipimu, dan mati di bibirmu

(13) Cintaku denganmu memang tak akan berkahir bahagia, karena yang kutawarkan untukmu adalah cinta yang tak punya akhir.

(14) Izinkan aku membaca nada-nada di dalam jiwamu, untuk kunyanyikan saat kau mungkin sudah lupa lirik-liriknya.

(15) Katanya orang bisa jadi bodoh karena cinta, tapi aku ngga peduli itu. Aku cuma mikir, betapa bodohnya mantanmu, yang berhenti mencintaimu.

(16) Senyummu seperti sebuah undangan buat imajinasiku, untuk terbang sejauh-jauhnya, berkembang seliar-liarnya.

(17) Aku tak pernah tau kebahagiaan sesungguhnya, sampai ketika aku mendapatkan cintamu. Dan aku tak pernah tau derita sebenarnya, sampai aku kini kehilangan itu. Terima kasih telah mengenalkanku pada kedua rasa yang tak akan kulupa.

(18) Jika aku ngga bisa mencintaimu seperti yang kamu inginkan, bukan berarti aku ngga mencintaimu dengan semua yang kupunya.

(19) Haruskah aku tersenyum penuh bahagia karena menjadi sahabatmu, atau menangis dalam perih derita, karena tak bisa lebih dari itu.

(20) Di antara jemarimu, diciptakan ruang kosong, agar ada tempat untuk diisi oleh jemariku.

(21) Memikirkanmu, aku jadi malas tidur. Soalnya, hidupku kini jauh lebih indah dari impian manapun.

(22) Aku selalu berusaha tak menangis karenamu, karena setiap butir yang jatuh, hanya makin mengingatkan, betapa aku tak bisa melepaskanmu.

(23) Kamu ga pernah bisa kuusir dari pikiranku. Ya udah, mungkin tempatmu emang di sana.

(24) Aku sadar, mencintaimu sama saja menyerahkan padamu kekuatan untuk menghancurkanku. Tapi aku percaya, kau tak akan menggunakannya untuk itu.

(25) Kamu tau, napa aku sedih tadi malam? Aku duduk di dekat seseorang yang paling berarti buatku, namun aku sadar baginya aku mungkin tak berarti apapun.

(26) Tak mungkin aku berhenti mencintaimu. Aku hanya bisa belajar hidup tanpamu.

(27) Aku ingat kamu ketika seneng, karena aku selalu ingin berbagi kebahagiaan denganmu. Ingat kamu ketika sedih, karena kamu orang yang selalu mengerti perasaanku. Ingat kamu ketika ketawa ato nangis, karena kamu selalu membuat tawaku semakin lebar, dan membuat air mataku berhenti keluar.

(28) Walau kau buat aku menangis, aku tetap mengkhawatirkan keadaanmu. Walau kau semakin acuh, aku malah makin merindukanmu. Bahkan jika kau sebenarnya telah beralih kepada yang lain, aku akan berusaha berbahagia untukmu.

(29) Mereka bilang waktu akan mengobati semuanya. Masalahnya, tanpa kamu di sini, waktu seperti berhenti.

(30) Kamu membuatku tersenyum, tanpa sebab apapun. Membuatku tertawa, walau tak ada yang lucu. Sialnya, kamu juga membuatku jatuh, pada saat aku semestinya menjauh.

(31) Aku tak mungkin bisa mengatasi semua masalah yang menimpamu. Tapi aku janji, bakal selalu bersamamu untuk menghadapinya.

(32) Sejujurnya, kadang aku sembunyi, karena ingin kamu temukan. Menjauh karena ingin kamu ikuti. Menangis karena ingin kamu tenangkan. Menjatuhkan diri, karena ingin kamu tangkap.

(33) Aku pengen bersamamu cuma pada dua waktu: SEKARANG dan SELAMANYA.

(34) Andai sebuah bintang akan jatuh setiap kali aku mengingatmu, bulan pasti protes. Soalnya dia bakal sendirian di angkasa.

(35) Kamu membuatku sekarang ngerti, hal paling sakit itu bukan sendiri, tp dilupakan seseorang yang ngga bisa aku lupakan.

(36) Cuma ada satu masalah ketika aku bermimpi tentangmu… ketika aku harus terbangun.

(37) Aku yakin bisa menaklukkan dunia hanya dengan satu tangan, selama kamu menggenggam erat tanganku yang satu lagi.

(38) Aku akan berhenti mencintaimu, ketika berlian tak lagi berkilau, bunga tak lagi bersemi, petir tak lagi bergemuruh, sungai tak lagi mengalir, bintang tak lagi bersinar, pelangi tak lagi membias. Ah, ngga juga. Kalaupun itu terjadi, aku tak akan berhenti.

(57) Kenapa aku tetap menginginkanmu walau kamu tak pernah punya rasa yang sama. Masalahnya, begitu sulit membuatmu mencintaiku, lebih sulit lagi memaksa hatiku berhenti memikirkanmu.